Cari Blog Ini

Selasa, 27 September 2016

Pelajaran nahwu bag 40

PELAJARAN NAHWU DARI KITAB AL AJURUMIYAH (Pelajaran Keempat Puluh)

LANJUTAN

BAB ‘AMIL-‘AMIL NASHAB(Huruf-huruf yang menashabkan)=Bagian Terakhir=

MATANقَالَ الْمُؤَلِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى:فالنَّوَاصِبُ عَشَرَةٌ، وَهِيَ:أَنْ، وَلَنْ، وَإِذَنْ، وَكَيْ، وَلَامُ كَيْ، وَلَامُ الْجُحُودِ، وَحَتَّى، وَالْجَوَابُ بِالْفَاءِ وَالْوَاوِ, وَأَوْ.Berkata penulis rahimahullah‘Amil Nashab (huruf yang menashabkan) ada sepuluh, yaitu;1. أَنْ2. لَنْ3. إِذَنْ4. كَيْ5. لَامُ كَيْ6. لَامُ الْجُحُودِ7. حَتَّى8. الْجَوَابُ بِالْفَاءِ9. الْوَاوِ10. أَوْ--------------PENJELASAN:10. Huruf(أَوْ)dalam menashabkan Fi’il Mudhari’ memiliki dua makna;a. Bermakna(إِلَى)yakni ‘hingga atau sampai’;Contoh;لَأُلْزِمَنَّكَ أَوْ تَقْضِيَنِي دَيْنِي“Saya akan paksa kamu sampai kamu melunasi hutangkub. Bermakna(إِلَّا)yakni ‘kecuali’;لَأَقْتُلَنَّ الْكَافِرَ أَوْ يُسْلِمَ“Saya akan bunuh orang kafir itu kecuali jika masuk IslamPerhatikan Fi’il Mudhari’ pada dua Jumlah(kalimat) diatas!Kalian harus membaca dua Fi’il Mudhari ini(تَقْضِيَ)dan(يُسْلِمَ)dengan di Nashab, karena telah masuk padanya Huruf(أَوْ).Jika Huruf(أَوْ)masuk pada Fi’il Mudhari’, maka harus kalian Nashabkan Fi’il tersebut seperti misal diatas.Dengan ini selesailah kita dari pembahasan Nawashib (Amail-amil yang menashabkan) Fi’il Mudhari’. Semoga apayang kami sampaikan dapat dipahami dengan baik.

Wallahu a’lam bish shawab.------------------------

✒Ditulis oleh Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 8 Muharam 1437/ 21 Oktober 2015_di kota Ambon Manise.

Pelajaran nahwu bag 39

PELAJARAN NAHWU DARI KITAB AL AJURUMIYAH (Pelajaran Ketiga Puluh Sembilan)

LANJUTAN

BAB ‘AMIL-‘AMIL NASHAB(Huruf-huruf yang menashabkan)

MATAN:قَالَ الْمُؤَلِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَىفالنَّوَاصِبُ عَشَرَةٌ، وَهِيَأَنْ، وَلَنْ، وَإِذَنْ، وَكَيْ، وَلَامُ كَيْ، وَلَامُ الْجُحُودِ، وَحَتَّى، وَالْجَوَابُ بِالْفَاءِ وَالْوَاوِ, وَأَوْBerkata Penulis Rahimahullah‘Amil Nashab (huruf yang menashabkan) ada sepuluh, yaitu;1. أَنْ2. لَنْ3. إِذَنْ4. كَيْ5. لَامُ كَيْ6. لَامُ الْجُحُودِ7. حَتَّى8. الْجَوَابُ بِالْفَاءِ9. الْوَاوِ10. أَوْPENJELASANLanjutan materi sebelumnya;f. Maksud kalimat(لِحَضِّهِمْ)artinya Tahdhidh, yakni dua Huruf tersebut jatuh setelah kata permintaan dengan disertai dorongan dan desakan.Contoh:هَلَّا أَكْرَمْتَ زَيْدًا فَيَشْكُرَكَ“Tidakkah engkau memulyakan Zaid, sehingga dia berterima kasih kepadamu.”هَلَّا أَكْرَمْتَ زَيْدًا وَيَشْكُرَكَ“Tidakkah engkau memulyakan Zaid, dengan itu dia akan berterima kasih kepadamu.”Perhatikan Fi’il Mudhari’ pada dua Jumlah(kalimat) diatas!Kalian harus membaca dua Fi’il Mudhari’ ini(فَيَشْكُرَ)dan(وَيَشْكُرَ)dengan di Nashab, karena telah masuk padanya Huruf(فَ)dan Huruf(وَ).Dan kedua Huruftersebut ketika masuk pada Fi’il Mudhari’ telah didahului oleh Tahdhidh.g. Maksud kalimat(تَمَنَّ)artinya Tamanni, yakni dua Huruf tersebut jatuh setelah kalimat berisi angan-angan yang mustahil terjadinya atau sulit terjadinya.Contoh:Seorang miskin berkata:لَيْتَ لِي مَالًا فَأَتَصَدَّقَ مِنْهُ“Duhai seandainya aku punya uang, sehingga aku bisa bershadaqah.”لَيْتَ لِي مَالًا وَأَتَصَدَّقَ مِنْهُ“Duhai seandainya aku punya uang, bersamaan dengan itu aku bisa bershadaqah.”Perhatikan Fi’il Mudhari’ pada dua Jumlah(kalimat) diatas!Kalian harus membaca dua Fi’il Mudhari’ ini(فَأَتَصَدَّقَ)dan(وَأَتَصَدَّقَ)dengan di Nashab, karena telah masuk padanya Huruf(فَ)dan Huruf(وَ).Dan kedua Huruf tersebut ketika masuk pada Fi’il Mudhari’ telah didahului oleh Tamanni.h. Maksud kalimat(وَارْجُ)artinya Raja’, yakni dua Huruf tersebut jatuh setelah kalimat harapan terhadap sesuatu yang dia sukai.Contoh:لَعَلَّ خَالِدًا حَاضِرٌ فَنُكْرِمَهُ“Semoga saja Khalid bisa hadir, sehingga kita bisa memulyakannya.”لَعَلَّ خَالِدًا حَاضِرٌ وَنُكْرِمَهُ“Semoga saja Khalid bisa hadir, bersamaan dengan itu kita bisa memulyakannya.”Perhatikan Fi’il Mudhari’ pada dua Jumlah(kalimat) diatas!Kalian harus membaca dua Fi’il Mudhari’ ini(فَنُكْرِمَ)dan(وَنُكْرِمَ)dengan di Nashab, karena telah masuk padanya Huruf(فَ)dan Huruf(وَ).Dan kedua Huruftersebut ketika masuk pada Fi’il Mudhari’ telah didahului oleh Raja’.i. Maksud kalimat(النَّفْيُ)artinya Nafi’, yakni dua Huruf tersebut jatuh setelah penafian atau peniadaan.Contoh:حَامِدٌ لَا يَلْعَبُ فَيَضِيْعَ أَمَلُهُ“Hamid tidak bermain, sehingga apa yang menjadi harapannya tidak sia-sia.”حَامِدٌ لَا يَلْعَبُ وَيَضِيْعَ أَمَلُهُ“Hamid tidak bermain, dengan itu apa yang menjadi harapannya tidak sia-sia.”Perhatikan Fi’il Mudhari’ pada dua Jumlah(kalimat) diatas!Kalian harus membaca dua Fi’il Mudhari’ ini(فَيَضِيْعَ)dan(وَيَضِيْعَ)dengan di Nashab, karena telah masuk padanya Huruf(فَ)dan Huruf(وَ).Dan kedua Huruftersebut ketika masuk pada Fi’il Mudhari’ telah didahului oleh Nafi’.Demikianlah syarat Huruf(فَ)dan(وَ)jikamenashabkan Fi’il Mudhari’, yakni harus di dahului oleh 9 hal yang terkumpul padaperkataan pernyair:مُرْ وَادْعُ وَانْهَ وَسَلْ وَاعْرِضْ لِحَضِّهِمْ.....تَمَنَّ وَارْجُ كَذَاكَ النَّفْيُ قَدْ كَمُلَا.Dan –Alhamdulillah- telah kami uraikan satu persatu maksud dari 9 hal tersebut.Disana masih tersisa Huruf terakhir yang bisa menashabkan Fi’il Mudhari’, yakni Huruf (أَوْ) yang akan kita bahas -in Syaa Allah- pada pertemuan yang akan datang.

Waffaqallahul jami' li kulli khoirin.-----------------------

✒Ditulis oleh Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 1 Muharam 1437/ 14 Oktober 2015_di kota Ambon Manise.

Pelajaran nahwu bag 36

PELAJARAN NAHWU DARI KITAB AL AJURUMIYAH (Pelajaran Ketiga Puluh Enam)

LANJUTAN

BAB ‘AMIL-‘AMIL NASHAB(Huruf-huruf yang menashabkan)

MATAN:قَالَ الْمُؤَلِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَىفالنَّوَاصِبُ عَشَرَةٌ، وَهِيَأَنْ، وَلَنْ، وَإِذَنْ، وَكَيْ، وَلَامُ كَيْ، وَلَامُ الْجُحُودِ، وَحَتَّى، وَالْجَوَابُ بِالْفَاءِ وَالْوَاوِ, وَأَوْ.Berkata penulis rahimahullah:‘Amil Nashab (huruf yang menashabkan) ada sepuluh, yaitu;1. أَنْ2. لَنْ3. إِذَنْ4. كَيْ5. لَامُ كَيْ6. لَامُ الْجُحُودِ7. حَتَّى8. الْجَوَابُ بِالْفَاءِ9. الْوَاوِ10. أَوْPENJELASAN:5. Huruf(لَامُ كَيْ)disebut juga LAM TA’LIL. Dinamakan LAM TA’LIL karena Jumlah (kalimat) setelah LAM TA’LIL merupakan sebab terjadinya Jumlah sebelumnya.Contoh Huruf LAM TA’LIL;ذَهَبْتُ إِلَى الْمَكْتَبَةِ لِأَقْرَأَ“Saya pergi ke perpustakaan untuk membaca.”yakni saya datang ke perpustakaan sebabnya saya ingin membaca. Kalau saya tidak ingin membaca, maka saya tidak ke perpustakaan.Disini Jumlah (kalimat) “untuk membaca” jatuh setelah LAM TA’LIL, yang mana dia adalah sebab terjadinya Jumlah sebelumnya, yaitu “Saya pergi ke perpustakaan”.Contoh kedua:ذَهَبْتُ إِلَى الْمَسْجِدِ لِأُصَلِّيَ“Saya pergi ke masjid untuk shalat.”yakni saya datang ke masjid sebabnya saya ingin shalat. Kalau saya tidak ingin shalat, maka saya tidak pergi ke masjid.Perhatikan Fi’il Mudhari’ pada dua Jumlah(kalimat) diatas!Tidak boleh kalian membaca Fi’il Mudhari ini(لِأَقْرَأُ)dan(لِأُصَلِّيُ)dengan di Rafa’, karena telah masuk padanya Huruf(لَامُ كَيْ).Jika Huruf(لَامُ كَيْ)masuk pada Fi’il Mudhari’, maka harus kalian Nashabkan Fi’il tersebut seperti misal diatas.Misal LAM TA’LIL dalam al-Quran;{وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ}“Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia”. [QS. An-Nahl:44]Lihatlah Fi’il Mudhari(لِتُبَيِّنَ),dia di Nashab karena masuk padanya LAM TA’LIL.6. Huruf(لَامُ الْجُحُودِ)LAM AL-JUHUD; adalah Huruf LAM yang masuk pada Fi’il Mudhari’, yang ciri-cirinya didahului oleh kalimat(مَا كَانَ)dan(لَمْ يَكُنْ).Contoh yang didahului kalimat(مَا كَانَ):{وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ}“dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu” [QS. Al-Baqarah:143]Contoh yang didahului kalimat(لَمْ يَكُنْ):{لَمْ يَكُنِ اللَّهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ}“maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka”. [QS. An-Nisaa:137]⚠ Perhatikan Fi’il Mudhari’ pada dua Jumlah (kalimat) diatas!Tidak boleh kalian membaca Fi’il Mudhari ini(لِيُضِيعُ)dan(لِيَغْفِرُ)dengan di Rafa’, karena telah masuk padanya Huruf LAM AL-JUHUD. Jika Huruf LAM AL-JUHUD masuk pada Fi’il Mudhari’, maka harus kalian Nashabkan Fi’il tersebut seperti pada dua ayat diatas.Waffaqallahul jami' li kulli khoirin.✒Disusun oleh Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 11 Dzul Qa’dah 1436/ 29 Agustus 2015_di kota Ambon Manise.Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta aplikasi android Forum KIS di:www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com

Pelajaran nahwu bag 38

PELAJARAN NAHWU DARI KITAB AL AJURUMIYAH (Pelajaran Ketiga Puluh Delapan)

LANJUTAN

BAB ‘AMIL-‘AMIL NASHAB(Huruf-huruf yang menashabkan)

MATAN:هُ اللهُ تَعَالَىقَالَ الْمُؤَلِّفُ رَحِمَفالنَّوَاصِبُ عَشَرَةٌ، وَهِيَأَنْ، وَلَنْ، وَإِذَنْ، وَكَيْ، وَلَامُ كَيْ، وَلَامُ الْجُحُودِ، وَحَتَّى، وَالْجَوَابُ بِالْفَاءِ وَالْوَاوِ, وَأَوْ.Berkata penulis rahimahullah:‘Amil Nashab (huruf yang menashabkan) ada sepuluh, yaitu;1. أَنْ2. لَنْ3. إِذَنْ4. كَيْ5. لَامُ كَيْ6. لَامُ الْجُحُودِ7. حَتَّى8. الْجَوَابُ بِالْفَاءِ9. الْوَاوِ10. أَوْPENJELASAN:Lanjutan materi sebelumnya;b. Maksud kalimat(وَادْعُ)artinya dua Huruf tersebut jatuh setelah doa.Contoh:رَبِّ وَفِّقْنِي فَأَعْمَلَ صَالِحًا“Wahai Rabbku, berikanlah aku taufiq-Mu yang menyebabkan aku bisa beramal shaleh.”رَبِّ وَفِّقْنِي وَأَعْمَلَ صَالِحَا“Wahai Rabbku, berikanlah aku taufiq-Mu, bersamaan dengan itu aku bisa beramal shaleh.”Perhatikan Fi’il Mudhari’ pada dua Jumlah(kalimat) diatas!Kalian harus membaca dua Fi’il Mudhari’ ini(فَأَعْمَلَ)dan(وَأَعْمَلَ)dengan di Nashab, karena telah masuk padanya Huruf(فَ)dan Huruf(وَ).Dan kedua Huruftersebut ketika masuk pada Fi’il Mudhari’ telah didahului oleh doa.c. Maksud kalimat(وَانْهَ)artinya dua Huruf tersebut jatuh setelah larangan.Contoh:لَا تَكْسِلْ فَتَنْدَمَ“Janganlah kamu bermalas-malasan yangmenyebabkan kamu akan menyesal.”لَا تَكْسِلْ وَتَنْدَمَ“Janganlah kamu bermalas-malasan, bersamaan dengan itu kamu akan menyesal.”Perhatikan Fi’il Mudhari’ pada dua Jumlah(kalimat) diatas!Kalian harus membaca dua Fi’il Mudhari’ ini(فَتَنْدَمَ)dan(وَتَنْدَمَ)dengan di Nashab, karena telah masuk padanya Huruf(فَ)dan Huruf(وَ).Dan kedua Huruftersebut ketika masuk pada Fi’il Mudhari’ telah didahului oleh larangan.d. Maksud kalimat(وَسَلْ)artinya dua Huruf tersebut jatuh setelah pertanyaan.Contoh:هَلْ حَضَرَ خَالِدٌ فَأُكْرِمَهُ“Apakah Khalid telah datang, sebab saya akan memulyakannya.”هَلْ حَضَرَ خَالِدٌ وَأُكْرِمَهُ“Apakah Khalid telah datang, bersamaan dengan itu saya akan memulyakannya.”Perhatikan Fi’il Mudhari’ pada dua Jumlah(kalimat) diatas!Kalian harus membaca dua Fi’il Mudhari’ ini(فَأُكْرِمَ)dan(وَأُكْرِمَ)dengan di Nashab, karena telah masuk padanya Huruf(فَ)dan Huruf(وَ).Dan kedua Huruftersebut ketika masuk pada Fi’il Mudhari’ telah didahului oleh pertanyaan.e. Maksud kalimat(وَاعْرِضْ)artinya dua Huruf tersebut jatuh setelah kata permintaan dengan lembut dan halus.Contoh:أَلَا تَزُوْرُ بِلَادَنَا فَتَتَعَلَّمَ“Kunjungilah negeri kami, sebab kamu bisa belajar.”أَلَا تَزُوْرُ بِلَادَنَا وَتَتَعَلَّمَ“Kunjungilah negeri kami, dengan itu kamu bisa belajar.”Perhatikan Fi’il Mudhari’ pada dua Jumlah(kalimat) diatas!Kalian harus membaca dua Fi’il Mudhari’ ini(فَتَتَعَلَّمَ)dan(وَتَتَعَلَّمَ)dengan di Nashab, karena telah masuk padanya Huruf(فَ)dan Huruf(وَ).Dan kedua Huruf tersebut ketika masuk pada Fi’il Mudhari’ telah didahului oleh kata permintaan dengan lembut dan halus.

Bersambung in Syaa Allah…

Waffaqallahul jami' li kulli khoirin.------------------------✒Ditulis oleh Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 24 Dzul Hijjah 1436/ 8 Oktober 2015_di kota Ambon Manise.

Pelajaran nahwu bag 32

PELAJARAN NAHWU DARI KITAB AL AJURUMIYAH Pelajaran (Ketiga Puluh Dua)




BAB ‘AMIL-‘AMIL NASHAB(Huruf-huruf yang menashabkan)


MATAN:قَالَ الْمُؤَلِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَىفالنَّوَاصِبُ عَشَرَةٌ، وَهِيَأَنْ، وَلَنْ، وَإِذَنْ، وَكَيْ، وَلَامُ كَيْ، وَلَامُ الْجُحُودِ، وَحَتَّى، وَالْجَوَابُ بِالْفَاءِ وَالْوَاوِ, وَأَوْ.Berkata penulis rahimahullah:‘Amil Nashab (huruf yang menashabkan) ada sepuluh, yaitu;1. أَنْ2. لَنْ3. إِذَنْ4. كَيْ5. لَامُ كَيْ6. لَامُ الْجُحُودِ7. حَتَّى8. الْجَوَابُ بِالْفَاءِ9. الْوَاوِ10. أَوْPENJELASAN:‘Amil Nashab adalah Huruf-huruf yang menashabkan Fi’il Mudhari’.Penulis mengatakan bahwa dia berjumlah10 Huruf. Pada hakekatnya, dalam permasalahan ini terjadi perbedaan pendapat dikalangan ulama ahli nahwu tentang jumlah ‘Amil yang menashabkan.Kufiyyun (ahli nahwu Kufah) berpendapat bahwa jumlahnya ada 10 Huruf. Pendapat ini dipilih oleh penulis rahimahullah sebagaimana ia sebutkan dalam matan.Adapun Bashriyyun (ahli nahwu Bashrah) berpendapat bahwa jumlahnya hanya 4 Huruf saja, yaitu[أَنْ، لَنْ، إِذَنْ، كَيْ]. Dan inilah pendapat yang shahih.Kenapa? Karena 6 Huruf sisanya, dia tidakdapat menshabkan kecuali jika didahului oleh Huruf[أَنْ]yang Mudhmar (tersembunyi), baik Huruf[أَنْ]tersebut wajib tersembunyi maupun tidak. Sehingga Fi’il Mudhari’ menjadi Manshub karena Huruf[أَنْ],bukan karena 6 Huruf tersebut.KESIMPULAN:Sepuluh Huruf yang disebutkan oleh penulis rahimahullah diatas terbagi menjadi dua bagian;a.Huruf-huruf yang menashabkan Fi’il Mudhari’ dengan sendirinya.Dia ada empat, yaitu[أَنْ، لَنْ، إِذَنْ، كَيْ].b.Huruf-huruf yang tidak bisa menashabkan Fi’il Mudhari’, kecuali jika didahului oleh Huruf(أَنْ)yang Mudhmar.BAGIAN PERTAMA:1.Hurufأَنْadalah Huruf Nashab, Mashdar dan Istiqbal. Dia bisa menashabkan Fi’il Mudhari’, baik secara zhahir maupun Mudhmar.Contoh dia menashabkan secara zhahir:مُحَمَّدٌ يُرِيْدُ أَنْ يَذْهَبَ إِلَى الْمَسْجِدِMuhammad ingin pergi  ke masjidأبوك يُرِيْدُ أَنْ تَرْجِعَ إِلَى الْبَيْتِAyahmu ingin kamu kembali ke rumahLihatlah dua Jumlah diatas;Dua Fi’il Mudhari’ diatas(يَذْهَبَ)dan(تَرْجِعَ)semuanya Manshub, karena masuk padanya ‘Amil Nashab, yaitu(أَنْ).يَذْهَبُ – أَنْ يَذْهَبَتَرْجِعُ – أَنْ تَرْجِعَURAIAN:Fi’il Mudhari’(يَذْهَبَ)dia manshub, karena masuk padanya Huruf(أَنْ).Tanda Nashabnya dengan Fathah, karena dia termasuk Fi’il Mudhari yang Shahih Akhirnya. Adapun Huruf(أَنْ)adalah Huruf Nashab, Masdar dan Istiqbal.CATATAN:-Huruf(أَنْ)dinamakan Huruf Nashab karena dia menashabkan Fi’il Mudhari’.-Huruf(أَنْ)dinamakan Huruf Masdar karena dia dapat membentuk dirinya dan Fi’il Mudhari’ yang dia masuki menjadi Masdar.Contohnya;مُحَمَّدٌ يُرِيْدُ أَنْ يَذْهَبَ إِلَى الْمَسْجِدِJika Huruf(أَنْ)dan Fi’il Mudhari’ setelahnya dirubah menjadi Masdar, makamenjadi;مُحَمَّدٌ يُرِيْدُ الذَّهَابَ إِلَى الْمَسْجِدِKalimat(الذَّهَابَ)adalah Masdar dari Fi’il Mudhari’(يَذْهَبَ).-Huruf(أَنْ)dinamakan Huruf Istiqbal karena dia menjadikan Fi’il Mudhari’ bermakna akan datang, karena pada asalnya Fi’il Mudhari bisa untuk menunjukan kata kerja sekarang maupun akan datang.-Adapun Huruf(أَنْ)menashabkan secaraMudhmar akan dijelaskan pada bagian kedua.-Jika kalian telah memahami apa yang telah kami sampaikan, maka cobalah kerjakan 5 soal dibawah ini dengan memasukkan Huruf(أَنْ)pada Fi’il-Fi’il Mudhari’ dibawah ini dan disertai dengan penguraian alasannya!Contoh:1..... يَجْلِسُ – أَنْ يَجْلِسَUraian:Fi’il Mudhari’(يَجْلِسَ)dia manshub, karena masuk padanya Huruf (أَنْ). Tanda Nashabnya dengan Fathah, karena dia termasuk Fi’il Mudhari yang Shahih Akhirnya. Adapun Huruf (أَنْ) adalah Huruf Nashab, Masdar dan Istiqbal.2. ….. يَشْرَبُ3. ..... يَرْمِي4. ..... يَرْجِعُوْنَ5. ..... تَفْهَمَانِ6. ..... يَذْهَبْنَWaffaqallahul jami' li kulli khoirin.✒Ditulis oleh Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 4 Rajab 1436/ 23 April 2015_di kota Ambon Manise.

Pelajaran nahwu bag 37

PELAJARAN NAHWU DARI KITAB AL AJURUMIYAH (Pelajaran Ketiga Puluh Tujuh)

LANJUTA   NBAB ‘AMIL-‘AMIL NASHAB(Huruf-huruf yang menashabkan)MATAN:قَالَ الْمُؤَلِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَىفالنَّوَاصِبُ عَشَرَةٌ، وَهِيَأَنْ، وَلَنْ، وَإِذَنْ، وَكَيْ، وَلَامُ كَيْ، وَلَامُ الْجُحُودِ، وَحَتَّى، وَالْجَوَابُ بِالْفَاءِ وَالْوَاوِ, وَأَوْ.Berkata penulis rahimahullah:‘Amil Nashab (huruf yang menashabkan) ada sepuluh, yaitu;1. أَنْ2. لَنْ3. إِذَنْ4. كَيْ5. لَامُ كَيْ6. لَامُ الْجُحُودِ7. حَتَّى8. الْجَوَابُ بِالْفَاءِ9. الْوَاوِ10. أَوْPENJELASAN:7.Huruf(حَتَّى)dalam menashabkan Fi’il Mudhari’ memiliki dua makna;a.Bermakna(إِلَى)yakni ‘sampai’;Contoh;{وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ}“dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” [QS. Al-Hijr:99]b.Bermakna(كَي)yakni ‘agar’;Contoh:أَسْلِمْ حَتَّى تَدْخُلَ الْجَنَّةَ“Masuklah kedalam agama Islam agar kamu masuk surga.”Perhatikan Fi’il Mudhari’ pada dua Jumlah(kalimat) diatas!Kalian harus membaca dua Fi’il Mudhari ini(يَأْتِيَ)dan(تَدْخُلَ)dengan di Nashab, karena telah masuk padanya Huruf(حَتَّى).Jika Huruf(حَتَّى)masuk pada Fi’il Mudhari’, maka harus kalian Nashabkan Fi’il tersebut seperti misal diatas.Misal lainnya sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala;{قَالُوا لَنْ نَبْرَحَ عَلَيْهِ عَاكِفِينَ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَيْنَا مُوسَى}“Mereka menjawab: "Kami akan tetap menyembah patung anak lembu ini, sampai Musa kembali kepada kami.” [QS. Al-Thaaha:91]Fi’il Mudhari(يَرْجِعَ)di Nashab, karena masuk padanya Huruf(حَتَّى).8.Huruf(الْجَوَابُ بِالْفَاءِ)adalah Huruf Fa Sababiyah. Dinamakan Fa Sababiyah karena Jumlah (kalimat) sebelum Fa merupakan sebab terjadinya Jumlah setelah Fa.9.Huruf(الْجَوَابُ بِالْوَاوِ)adalah Huruf Wawu Ma’iyah. Dinamakan Wawu Ma’iyahkarena Jumlah sebelum Wawu terjadi bersamaan dengan jumlah setelah Wawu.Dua Huruf diatas jika menjadi Jawaban untuk salah satu dari 9 hal berikut ini, maka Fi’il Mudhari’ yang dimasuki oleh salah satu dari dua Huruf ini harus di Nashab.9 hal ini terkumpul pada perkataan penyair;مُرْ وَادْعُ وَانْهَ وَسَلْ وَاعْرِضْ لِحَضِّهِمْ.....تَمَنَّ وَارْجُ كَذَاكَ النَّفْيُ قَدْ كَمُلَا.Uraian dari 9 hal diatas;a.Maksud kalimat(مُرْ)artinya Dua Huruf tersebut jatuh setelah perintah.Contoh:اجْتَهِدْ فَتَنْجَحَ“Bersungguh-sungguhlah, maka dengan sebab itu kamu akan berhasil.”اجْتَهِدْ وَتَنْجَحَ“Bersungguh-sungguhlah, karena bersamaan dengan itu kamu akan berhasil.”Perhatikan Fi’il Mudhari’ pada dua Jumlah(kalimat) diatas!Kalian harus membaca dua Fi’il Mudhari’ ini(فَتَنْجَحَ)dan(وَتَنْجَحَ)dengan diNashab, karena telah masuk padanya Huruf(فَ)dan Huruf(وَ).Dan kedua Huruftersebut ketika masuk pada Fi’il Mudhari’ telah didahului oleh perintah.Contoh yang lainnya;أَسْلِمْ فَتَدْخُلَ الْجَنَّةَ / وَتَدْخُلَ الْجَنَّةَ.“Masuklah kedalam agama Islam, karena dengan itu kamu akan masuk surga.”Uraian:Fi’il Mudhari’(تَدْخُلَ)di Nashab, karena telah masuk padanya Huruf(فَ)dan Huruf(وَ).Dan kedua Huruf tersebut ketika masuk pada Fi’il Mudhari’ telah didahului oleh perintah.Bersambung in Syaa Allah…Waffaqallahul jami' li kulli khoirin.-------------------✒Ditulis oleh Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 25 Dzul Qa’dah 1436/ 9 September 2015_di kota Ambon Manise.

Pelajaran nahwu bag 35

PELAJARAN NAHWU DARI KITAB AL AJURUMIYAH (Pelajaran Ketiga Puluh lima)

LANJUTAN  BAB ‘AMIL-‘AMIL NASHAB(Huruf-huruf yang menashabkan)

MATAN:قَالَ الْمُؤَلِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَىفالنَّوَاصِبُ عَشَرَةٌ، وَهِيَأَنْ، وَلَنْ، وَإِذَنْ، وَكَيْ، وَلَامُ كَيْ، وَلَامُ الْجُحُودِ، وَحَتَّى، وَالْجَوَابُ بِالْفَاءِ وَالْوَاوِ, وَأَوْ.Berkata penulis rahimahullah:‘Amil Nashab (huruf yang menashabkan) ada sepuluh, yaitu;1. أَنْ2. لَنْ3. إِذَنْ4. كَيْ5. لَامُ كَيْ6. لَامُ الْجُحُودِ7. حَتَّى8. الْجَوَابُ بِالْفَاءِ9. الْوَاوِ10. أَوْPENJELASAN:4. Huruf(كَيْ)adalah Huruf Mashdar dan Nashab. Dia bisa menashabkan Fi’il Mudhari’ dengan syarat harus didahului huruf LAM TA’LIL, baik secara lafazh (yakni Huruf Lam-nya terlafazhkan) maupun secara taqdir (tidak tampak).Contoh Huruf(كَيْ)yang didahului LAM TA’LIL secara lafazh;جِئْتُ لِكَيْ أَتَعَلَّمَ“Aku datang untuk belajar”Contoh Huruf(كَيْ)yang didahului LAM TA’LIL secara taqdir;جِئْتُ كَيْ أَتَعَلَّمَLAM TA’LIL pada jumlah (kalimat) kedua ada, hanya saja tidak tampak.URAIAN:Huruf(ل)adalah LAM TA’LIL. Huruf(كَيْ)adalah adalah Huruf Mashdar dan Nashab. Adapun(أَتَعَلَّمَ)Fi’il Mudhari’ Manshub karena masuk padanya Huruf(كَيْ).Sedangkan tanda Nashab Fi’il Mudhari’ tersebut adalah Fathah yang tampak pada akhir kata.CATATAN:Huruf(كَيْ)dinamakan Huruf Mashdar, karena dia dapat membentuk kata setelahnya menjadi Mashdsar.Misal;جِئْتُ لِكَيْ أَتَعَلَّمَ–menjadi- جِئْتُ لِلتَّعَلُّمِMisal dalam al-Quran yang tampak padanya LAM TA’LIL;Firman Allah Ta’ala;{لِكَيْلَا تَأْسَوْا}الحديد:23Jika dirubah menjadi Mashdar maka menjadi;"لِعَدَمِ إِسَاءَتِكُمْ" Misal dalam al-Quran yang tidak tampakpadanya LAM TA’LIL;Firman Allah Ta’ala;{كَيْ تَقَرَّ عَيْنُهَا} طه:40Jika dirubah menjadi Mashdar maka menjadi;"لِقُرَّةِ عَيْنِهَا"Huruf(كَيْ)dinamakan Huruf Nashab karena dia menshabkan Fi’il Mudhari’.Contoh:اجْتَهَدْتُ فِي الدَّرْسِ لِكَيْ أَنْجَحُ“Aku bersungguh-sungguh dalam pelajaran agar aku berhasil”Perhatikan Fi’il Mudhari’ pada Jumlah (kalimat) diatas!Tidak boleh kalian membaca Fi’il Mudhari ini(أَنْجَحُ)dengan Marfu’, karena telah masuk padanya Huruf(كَيْ).Jika Huruf(كَيْ)masuk pada Fi’il Mudhari, maka harus kalian Nashabkan Fi’il tersebut seperti misal berikut ini;اجْتَهَدْتُ فِي الدَّرْسِ لِكَيْ أَنْجَحَWaffaqallahul jami' li kulli khoirin.✒Ditulis oleh Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 20 Syawal 1436/ 5 Agustus 2015_di kota Ambon Manise.

Pelajaran nahwu bag 34

PELAJARAN NAHWU DARI KITAB AL AJURUMIYAH (Pelajaran Ketiga Puluh Empat)

BAB ‘AMIL-‘AMIL NASHAB(Huruf-huruf yang menashabkan)

MATAN:قَالَ الْمُؤَلِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَىفالنَّوَاصِبُ عَشَرَةٌ، وَهِيَأَنْ، وَلَنْ، وَإِذَنْ، وَكَيْ، وَلَامُ كَيْ، وَلَامُ الْجُحُودِ، وَحَتَّى، وَالْجَوَابُ بِالْفَاءِ وَالْوَاوِ, وَأَوْ.Berkata penulis rahimahullah:‘Amil Nashab (huruf yang menashabkan) ada sepuluh, yaitu;1. أَنْ2. لَنْ3. إِذَنْ4. كَيْ5. لَامُ كَيْ6. لَامُ الْجُحُودِ7. حَتَّى8. الْجَوَابُ بِالْفَاءِ9. الْوَاوِ10. أَوْPENJELASAN:3. Huruf(إِذَنْ)adalah Huruf Jawab, Jaza’ dan Nashab. Dia bisa menashabkan Fi’il Mudhari’ dengan sendirinya.Dinamakan Huruf Jawab, karena dia merupakan jawaban dari dialog sebelumnya;Contoh 1:Jika ada yang berkata kepadamu:سَأَجْتَهِدُ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ"Saya akan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu".Maka kamu jawabإِذَنْ تَنْجَحَ"Kalau begitu, kamu akan berhasil".Contoh 2:Jika ada yang berkata kepadamuأُرِيْدُ زِيَارَتَكَ"Saya ingin menziarahimu".Maka kamu jawabإِذَنْ أُكْرِمَكَ"Kalau begitu, saya akan memulyakanmu".PERHATIKAN DUA CONTOH DIATAS!Dua Fi’il Mudhari’(تَنْجَحَ)dan(أُكْرِمَ)keduanya Manshub, karena masuk padanya Huruf(إِذَنْ),sedangkan alamat Nashabnya adalah Fathah, karena keduanya termasuk Fi’il Mudhari' yang Shahih akhirnya. Adapun Huruf(إِذَنْ)adalah Huruf Jawab, Jaza’ dan Nashab.CATATAN:-Huruf(إِذَنْ)dinamakan Huruf Jawab karena dia merupakan jawaban dari dialogsebelumnya.-Huruf(إِذَنْ)dinamakan Huruf Jaza’ karena setelah Huruf tersebut adalah balasan dari kalimat sebelumnya.-Huruf(إِذَنْ)dinamakan Huruf Nashab karena dia menshabkan Fi’il Mudhari’.Kesimpulan:Apabila kalian mendapatkan Huruf(إِذَنْ)masuk pada Fi’il Mudhari’, maka Huruf(إِذَنْ)tersebut menashabkan Fi’il tersebut.Contoh yang salah:يَاسِرٌ: خَالِدٌ تَكْسِلُ فِي الْعَمَلِحَامِدٌ: إِذَنْ يَخِيْبُ سَعْيُهُYasir: “Khalid bermalas-malasan dalam bekerja”.Hamid: “Kalau begitu usahanya akan gagal”.Kalian lihat Fi’il Mudhari’(يَخِيْبُ)masuk padanya Huruf(إِذَنْ),jika kalian membacaFi’il tersebut dengan di Rafa’ seperti contoh diatas, maka kalian jatuh pada kesalahan, kenapa? karena kalian merafa’kan Fi’il Mudhari’ yang masuk padanya Huruf Nashab. Yang benar, seharusnya kalian baca dengan menashabkan Fi’il tersebut, seperti ini;حَامِدٌ: إِذَنْ يَخِيْبَ سَعْيُهُWaffaqallahul jami' li kulli khoirin.Ditulis oleh Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 3 Syaban 1436/ 21 Mei 2015_di kota Ambon Manise.

Pelajaran nahwu bag 33

ELAJARAN NAHWU DARI KITAB AL AJURUMIYAH (Pelajaran Ketiga Puluh Tiga)BAB ‘AMIL-‘AMIL NASHAB(Huruf-huruf yang menashabkan)

MATAN:قَالَ الْمُؤَلِّفُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَىفالنَّوَاصِبُ عَشَرَةٌ، وَهِيَأَنْ، وَلَنْ، وَإِذَنْ، وَكَيْ، وَلَامُ كَيْ، وَلَامُ الْجُحُودِ، وَحَتَّى، وَالْجَوَابُ بِالْفَاءِ وَالْوَاوِ, وَأَوْBerkata penulis rahimahullah:‘Amil Nashab (huruf yang menashabkan) ada sepuluh, yaitu;1. أَنْ2. لَنْ3. إِذَنْ4. كَيْ5. لَامُ كَيْ6. لَامُ الْجُحُودِ7. حَتَّى8. الْجَوَابُ بِالْفَاءِ9. الْوَاوِ10. أَوْPENJELASAN:2. Huruf(لَنْ)adalah Huruf Nafi’, Nashab dan Istiqbal. Dia bisa menashabkan Fi’il Mudhari’ dengan sendirinya.Contoh:مُحَمَّدٌ لَنْ يَرْجِعَ إِلَى بَيْتِهِMuhammad tidak akan kembali ke rumahnya.خَالِدٌ لَنْ يَذْهَبَ إِلَى أَمْرِيْكَاKhalid tidak akan pergi ke Amerika.الْكَسُوْلُ لَنْ يَنْجَحَOrang yang malas tidak akan berhasil.Lihatlah tiga Jumlah diatas;Tiga Fi’il Mudhari’ diatas(يَرْجِعَ), (يَذْهَبَ)dan(يَنْجَحَ)semuanya Manshub, karena masuk padanya ‘Amil Nashab, yaitu huruf(لَنْ).يَرْجِعُ– لَنْ يَرْجِعَيَذْهَبُ– لَنْ يَذْهَبَيَنْجَحُ– لَنْ يَنْجَحَURAIAN:Fi’il Mudhari’(يَرْجِعَ)dia Manshub, karena masuk padanya Huruf(لَنْ).Tanda Nashabnya dengan Fathah, karena dia termasuk Fi’il Mudhari yang Shahih akhirnya. Adapun Huruf(لَنْ)adalah Huruf Nafi’, Nashab dan Istiqbal.CATATAN:-Huruf(لَنْ)dinamakan Huruf Nafi karenadia menafikan suatu perbuatan, misalnya dalam contoh yang dinafikan adalah kata kerja “kembali”.-Huruf(لَنْ)dinamakan Huruf Nashab karena dia menashabkan Fi’il Mudhari’.-Huruf(لَنْ)dinamakan Huruf Istiqbal karena dia menjadikan Fi’il Mudhari’ bermakna akan datang, karena pada asalnya Fi’il Mudhari bisa untuk menunjukan kata kerja sekarang maupun akan datang.Kesimpulan:Apabila kalian mendapatkan Huruf(لَنْ)masuk pada Fi’il Mudhari’, maka Huruf(لَنْ)tersebut menashabkan Fi’il tersebut.Contoh yang salah:أَنَا لَنْ أَشْرَبُ الْقَهْوَةَAku tidak akan minum kopi.Kalian lihat Fi’il(أَشْرَبُ)masuk padanya Huruf(لَنْ),jika kalian membaca Fi’il tersebut dengan di Rafa’ seperti contoh diatas, maka kalian jatuh pada kesalahan, kenapa? karena kalian merafa’kan Fi’il Mudhari’ yang masuk padanya Huruf Nashab. Yang benar, seharusnya kalian baca dengan menashabkan Fi’il tersebut, seperti ini;أَنَا لَنْ أَشْرَبَ الْقَهْوَةَSemoga sampai disini bisa dipahami.Jika kalian telah memahami apa yang telah kami sampaikan, maka cobalah kerjakan 5 soal dibawah ini dengan menentukan manakah Jumlah yang benardan yang salah dalam pengharakatannya, setelah itu jadikan Fi’il yang salah pengharakatannya menjadi Jumlah yang benar dengan disertai penguraian tanda I’rabnya seperti contoh dibawah ini!Contoh:1.لَنْ تَذْهَبَ.Benar2.لَنْ تَرْجِعُوْنَsalahHarusnya dibaca:-لَنْ تَرْجِعُوْاFi’il Mudhari’(تَرْجِعُوْا)seharusnya Manshub, karena masuk padanya Huruf(لَنْ),sedangkan tanda Nashabnya adalah dengan Hadzfun Nun (membuang Huruf Nun), karena Fi’il Mudhari’ tersebut termasuk al’Af’al al-Khamsah.3.لَنْ تَنَالُوا(Benar/Salah)4.لَنْ يَجْلِسُ(Benar/Salah)5.لَنْ يَصْبِرَانِ(Benar/Salah)6.لَنْ يَخْشَوْنَ(Benar/Salah)7.نْ يَفْهَمْنَلَ(Benar/Salah)Waffaqallahul jami' li kulli khoirin.----------------------------------✒Ditulis oleh Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 25 Rajab 1436/ 14 Mei 2015_di kota Ambon Manise.

Pelajaran nahwu bag 31

PELAJARAN NAHWU DARI KITAB AL AJURUMIYAH ( Pelajaran Ketiga Puluh Satu )

MATAN:قال المُؤَلِّفُ رَحِمَهُ اللَّهُ:3.وَالْمُضَارِعُ: مَا كَانَ فِي أَوَّلِهِ إِحْدَى الزَّوَائِدِالْأَرْبَعِ الَّتِي يَجْمَعُهَا قَوْلُكَ: "أنَيتُ"وَهُوَ مَرْفُوْعٌأَبَدًا، حَتَى يَدْخُلَ عَلَيْهِ نَاصِبٌ أَوْ جَازِمٌBerkata penulis rahimahullah:3. Fi’il Mudhari: Fi’il yang diawalnya terdapat salah satu huruf dari huruf tambahan yang empat yang terkumpul dalam perkataanmu “ANAYTU (Alif, Nun, Ya dan Ta). Fi’il Mudhari’ di Rafa (huruf akhirnya) selama-lamanya, kecuali jika masuk padanya ‘Aamil Nashab dan ‘Amil Jazem.PENJELASAN:Fi’il Mudhari’ adalah Fi’il yang diawalnya terdapat salah satu huruf dari huruf tambahan yang empat yang terkumpul dalam perkataanmu “ANAYTU (Alif, Nun, Ya dan Ta).Fi’il Mudhari’ memiliki dua hukum:1.Fi’il Mudhari’ ditinjau dari huruf awalnya, dia tidak terlepas dari salah satu dari empat huruf Mudhara’ah; Alif, Nun, Yadan Ta. Disingkat “ANAYTU”Contoh yang berawalan Alif:-أَذْهَبُAku sedang/akan pergi-أَضْرِبُAku sedang/akan memukul-أَقْعُدُAku sedang/akan dudukContoh yang berawalan Nun:-نَفْهَمُKami sedang/akan memahami-نَجْلِسُKami sedang/akan duduk-نَنْصُرُKami sedang/akan menolongContoh yang berawalan Ya:-يَلْعَبُDia (lk) sedang/akan bermain-يَغْسِلُDia (lk) sedang/akan mencuci-يَرْقُدُDia (lk) sedang/akan tidurContoh yang berawalan Ta:-تَتْرَكُKamu (lk) sedang/akan meninggalkan atau dia (pr) sedang/akan meninggalkan-تَعْقِلُKamu (lk) sedang/akan berakal atau dia (pr) sedang/akan berakal-تَكْتُبُKamu (lk) sedang/akan menulis atau dia (pr) sedang/akan menulis2.Fi’il Mudhari’ ditinjau dari huruf akhirnya, maka dia terkadang Mabni dan terkadang Mu’rab, dan ini yang mayoritas kita dapatkan.Adapun Fi’il Mudhari’ yang Mabni, maka dia memiliki dua keadaan;a.Mabni diatas Sukun, yaitu jika Huruf akhirnya bersambung dengan Nun Niswah.}وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ{ البقرة: 233Fi’il Mudhari’ pada ayat diatas)يُرْضِعْنَ(Mabni diatas Sukun, karena dia bersambung dengan Nun Niswah.b.Mabni diatas Fathah, yaitu jika Huruf akhirnya bersambung dengan Nun Taukid.}لَنُخْرِجَنَّكَ{ الأعراف:88Fi’il Mudhari’ pada ayat diatas)نُخْرِجَنَّ(Mabni diatas Fathah, karena dia bersambung dengan Nun Taukid.Adapun Fi’il Mudhari’ yang Mu’rab, apabila Huruf akhirnya tidak bersambung dengan Nun Niswah dan tidak pula dengan Nun Taukid;Fi’il Mudhari’ yang Mu’rab memiliki dua keadaan;Mu’rab dengan Harakat, jika Huruf akhirnya tidak bersambung dengan Alif Tatsniyah, Wawu Jama’ah dan Ya Mukhathabah.يَدْرُسُ – لَنْ يَدْرُسَ – لَمْ يَدْرُسْيَقْرَأُ – لَنْ يَقْرَأَ – لَمْ يَقْرَأْDua Fi’il Mudhari’ diatas semua Mu’rab dengan Harakat.Mu’rab dengan huruf; jika Huruf akhirnya bersambung dengan Alif Tatsniyah, WawuJama’ah dan Ya Mukhathabah.-يَشْرَبَانِ – يَشْرَبُوْنَ - تَشْرَبِيْنَTiga Fi’il Mudhari’ diatas semua Mu’rab dengan Huruf.Bersambung ke pelajaran berikutnya in syaa Allah.Waffaqallahul jami' li kulli khoirin.✒Ditulis oleh Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 21 Jumadal Ula  1436/ 10 April 2015_di kota Ambon Manise.�� Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta aplikasi android Forum KIS di:www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com

Pelajaran nahwu bag 30

PELAJARAN NAHWU DARI KITAB AL AJURUMIYAH ( Pelajaran Ketiga Puluh)

MATAN:قال المؤلف - رحمه الله:2.وَالْأَمْرُ: مَجْزُوْمٌ أَبَدًا.Berkata penulis rahimahullah:2. Fi’il Amr: di Jazem (huruf akhirnya) selama-lamanya,PENJELASAN:Perkataan penulis: Fi’il ‘Amr Majzum (di Jazem) selama-lamanya, ini menunjukan bahwa penulis berpendapat bahwa Fi’il ‘Amr termasuk Fi’il yang Mu’rab, bukan Mabni. Penulis dalam hal ini mengikuti pendapat Kufiyyun (ulama Nahwu dari Kufah).Adapun Bahsriyyun (ulama Nahwu dari negeri Bashrah) berpendapat bahwa Fi’il ‘Amr termasuk Fi’il yang Mabni selama-lamanya. Dalam pembahasan ini, kami memilih pendapat Bashriyyun, karena lebih mudah.Bagaimana bentuk Bina Fi’il Amr? Diatas apa dia Mabni?Bina Fi’il ‘Amr ada empat:1.Jika Fi’il Mudhari’nya Shahih Akhirnya, yaitu Huruf akhirnya tidak bersambung dengan apapun, seperti;يَجْلِسُ - اجْلِسْmaka Fi’il ‘Amr yang terbentuk dari Fi’il tersebut dikatakan Mabni diatas Sukun(اجْلِسْ). Atau bersambung dengan Nun Niswah, seperti;يَرْجِعْنَ - ارْجِعْنَMaka Fi’il ‘Amr yangterbentuk dari Fi’il tersebut dikatakan Mabni diatas Sukun)ارْجِعْنَ(.Adapun Huruf Nun pada akhir Fi’iltersebut adalah Nun Niswah.Contoh dalam Al-Quran;- }وَاذْكُرْ رَبَّكَ كَثِيرًا{- }وَاذْكُرْنَ مَا يُتْلَى فِي بُيُوتِكُنَّ{Dua Fi’il ‘Amr dalam kedua ayat diatas)اذْكُرْ(dan)اذْكُرْنَ(Mabni diatas Sukun dengan alasan; yang pertama karena Shahih Akhirnyadan yang kedua karena bersambung dengan Nun Niswah.2.Jika Fi’il Mudhari’nya berbentuk al-Af’alul Khamsah, yaitu bersambung dengan Alif Tatsniyah, Wawu Jama’ah atau Ya Mukhathabah, seperti;-يَجْلِسَانِ – اجْلِسَا-يَجْلِسُوْنَ – اجْلِسُوا-تَجْلِسِيْنَ - اجْلِسِيmaka Fi’il ‘Amr yang terbentuk dari Fi’il tersebut dikatakan Mabni diatas Hadzfun Nun (membuang Huruf Nun). Contoh dalam Al-Quran;-}كُلُوا وَاشْرَبُوا مِنْ رِزْقِ اللَّهِ{-}فَكُلِي وَاشْرَبِي{Fi’il ‘Amr yang terdapat dalam kedua ayat diatas (كُلُوا), (اشْرَبُوا(, )كُلِي)dan(اشْرَبِي),semua Mabni diatas Hadzfun Nun, karena terbentuk dari al-Af’alul Khamsah.3.Jika Fi’il Mudhari’nya Mu’tal Akhir, yaitu Fi’il Mudhari' yang Huruf akhirnya Huruf ‘Illah; Wawu, Ya dan Alif;-يَدْعُو – ادْعُ- يَرْمِي – ارْمِ- يَسْعَى – اسْعَmaka Fi’il ‘Amr yang terbentuk dari Fi’il tersebut dikatakan Mabni diatas Hadzful ‘Illah  (membuang Huruf ‘Illah-nya) Contoh dalam Al-Quran;- }ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ{- }يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ اتَّقِ اللَّهَ{- }وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ{Fi’il ‘Amr yang terdapat dalam ketiga ayat diatas)ادْعُ(, )اتَّقِ(,dan)انْهَ(,semua Mabni diatas Hadzful ‘Illah, karena terbentuk dariFi’il Mudhari’ Mu’tal Akhir.4.Jika Fi’il Mudhari’nya bersambung dengan Nun Taukid, seperti;يَضْرِبُ – يَضْرِبَنَّ - اضْرِبَنَّMaka Fi’il ‘Amr yang terbentuk dari Fi’il tersebut Mabni diatas Fathah. Adapun Nun di akhir Fi’il tersebut adalah Nun Taukid.Kesimpulan:Yang dituntut dari kita dalam pelajaran ini adalah kita mengetahui tandaBina Fi’il ‘Amr, yaitu Mabni diatas Sukun, Hadzfun Nun, Hadzful ‘Illahdan Fathah. Adapun Istilah Nun Niswah dan Nun Taukid akan kita bahaspada tempatnya.Bacalah pelajaran ini pelan-pelan, pahamidan cermati, dengan ini semoga pelajaranhari ini bisa dipahami dengan baik.Waffaqallahul jami' li kulli khoirin.Ditulis oleh Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 13 Jumadal Akhir 1436/ 2 April 2015_di kota Ambon Manise.

Pelajaran nahwu bag 29

PELAJARAN NAHWU DARI KITAB AL AJURUMIYAH (Pelajaran Kedua Puluh Sembilan)

MATAN:قال المؤلف رحمه الله تعالى:فالماضي: مَفْتُوْحُ الآخِرِ أَبَدًا.Berkata penulis rahimahullah :1.Fi’il Madhi: di Fathah (huruf) akhirnya selama-lamanya,PENJELASAN:1.FI’IL MADHI adalah Kata Kerja Lampau, yaitu suatu kata kerja yang menunjukan bahwa kejadian atau peristiwa tersebut sudah berlalu atau terjadi di waktu lampau.Contoh:-ضَرَبَ خَالِدٌ زَيْدًاKhalid telah memukul Zaid.-نَصَرَ عَلِيٌّ مَحْمُوْدًاAli telah menolong Mahmud.-رَجَعَ حَامِدٌ مِنَ الْمَدْرَسَةِHamid telah pulang dari sekolah.Penulis kitab ini menyatakan bahwa Fi’il Madhi selalu Mabni diatas Fathah, baik dia bersambung dengan Dhamir Rafa’ yang berharakat, bersambung dengan Dhamir Wawu Jama’ah, maupun tidak bersambung dengan keduanya.Contoh:·Fi’il Madhi yang tidak bersambung dengan kedua Dhamir tersebut;ضَرَبَ – نَصَرَ – رَجَعَLihatlah harakat akhir tiga Fi’il tersebut tetap dalam keadaan Fathah.·Fi’il Madhi yang bersambung dengan Dhamir Rafa’ yang berharakat;ضَرَبْتَ – نَصَرْتُ - رَجَعْتِHuruf Ta(ت)yang berada pada akhir tiga Fi’il Madhi diatas dinamakan dengan Dhamir Rafa’ yang berharakat.Menurut penulis, meskipun Fi’il Madhi tersebut bersambung dengan Dhamir Rafa’ yang berharakat, maka tetap dihukumi Fi’il Madhi tersebut Mabni diatas Fathah, namun dia Fathah Muqaddar.Kenapa demikian, padahal yang nampak pada Fi’il tersebut Mabni diatas Sukun?Kata mereka, ‘Fi’il Madhi tersebut Mabni diatas Fathah Muqaddar, dia di Sukun karena bersambung dengan Dhamir Rafa’ yang berharakat.Adapun kita dalam pembahasan ini memilih pendapat yang lebih mudah, sebagaimana yang dikatakan asy-Syaikh al-‘Utsaimin, bahwa paling mudah kita katakan bahwa Fi’il Madhi jika bersambung dengan Dhamir Rafa’ yang berharakat, maka dia Mabni diatas Sukun. ini adalah pendapat Jumhur Bashriyun.·Fi’il Madhi yang bersambung dengan Dhamir Wawu Jama’ah;ضَرَبُوا – نَصَرُوا - رَجَعُواHuruf Wawu(و)yang berada pada akhir tiga Fi’il Madhi diatas dinamakan dengan Dhamir Wawu Jama’ah.Menurut penulis, meskipun Fi’il Madhi tersebut bersambung dengan Dhamir Wawu Jama’ah, maka tetap dihukumi Fi’il Madhi tersebut Mabni diatas Fathah Muqaddar dengan alasan yang sama.Adapun kami dalam pembahasan ini memilih pendapat yang lebih mudah bahwa Fi’il Madhi jika bersambung dengan Dhamir Wawu Jama’ah, maka dia Mabni diatas Dhammah. Ini adalah pendapat Jumhur Bashriyun.KESIMPULAN:Fi’il Madhi selalu Mabni, sedangkan tandaBina-nya ada tiga;·Mabni diatas Fathah.·Mabni diatas Sukun, hal ini jika dia bersambung dengan Dhamir Rafa’ yang berharakat.·Mabni diatas Dhammah, hal ini jika dia bersambung dengan Dhamir Wawu Jama’ah.Apa itu Dhamir Rafa’ yang berharakat dan Dhamir Wawu Jama’ah?Penjelasan tentang Dhamir Rafa’ yang berharakat dan Wawu jama’ah akan kita bahas pada tempatnya. Oleh karena itu, yang penting dalam pembahasan ini adalah kalian mengetahui bahwa Bina Fi’ilMadhi ada tiga, diatas Fathah, Sukun dan Dhammah. Ini saja yang perlu antum ketahui dalam pelajaran kita hari ini. Barakallahu fikum.ISTILAH BARU:Fathah Muqaddar: Harakat Fathah yang tidak tampak.Waffaqallahul jami' li kulli khoirin.Ditulis oleh Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 6 Jumadal Akhir 1436/ 26 Maret 2015_di kota Ambon Manise.Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta aplikasi android Forum KIS di:www.pelajaranforumkis.comatauwww.pelajarankis.blogspot.com

Pelajaran nahwu bag 28

PELAJARAN NAHWU DARI KITAB AL AJURUMIYAH (Pelajaran Kedua Puluh Delapan)

MATAN:قال المؤلف رحمه الله:باب الأفعالالأفعالُ ثَلَاثَةٌ: مَاضٍ، وَمُضَارِعٌ، وَأَمْرٌ، نَحْوُ: ضَرَبَ، ويَضرِبُ، واضرِبْ.Berkata penulis rahimahullah:BAB FI’IL-FI’IL(Penjelasan tentang macam-macam kata kerja)Fi’il (kata kerja) itu ada tiga macam: Fi’il Madhi, Fil’il Mudhari’ dan Fi’il AmrContohnya:·Fil’il Madhi :ضَرَبَ·Fi’il Mudhari’:يَضرِبُ·Fi’il Amr:اضْرِبْPENJELASAN:Setelah penulis rahimahullah selesai menyebutkan definisi kalam dan I’rab serta menjelaskan macam-macamnya dan alamat-alamat I’rabnya, dan penulis telah menjelaskan pula bahwa Kalimat yang bisa menerima tanda I’rab ada dua; Isim dan Fi’il, maka sekarang penulis beranjak menguraikan satu persatu pembahasan Isim dan Fi’il.Kenapa didahulukan pembahasan Fi’il?Karena pembahasan Fi’il lebih pendek daripada pembahasan Isim dan juga agar penuntut ilmu lebih konsentrasi dan mencurahkan pikirannya untuk pembahasan yang lebih panjang. Wallahu a’lam.Para ahli Nahwu setelah melakukan penelitian terhadap pembicaraan orang-orang Arab, mereka mendapatkan bahwa Fi’il hanya terbagi menjadi tiga macam saja;1.Fi’il Madhi,2.Fi’il Amr,3.Fi’il Mudhari’.Hukum Asal Fi’il adalah Mabni, yaitu tetapnya harakat huruf akhirnya dalam satu keadaan, tidak akan berubah harakatnya meskipun dimasuki berbagai jenis 'Aamil. Ini adalah pendapat yang kami pilih. Adapun penulis rahimahullah dalam kitab ini banyak mengikuti madzhab Kufiyun, yang menyatakan bahwa Fi’il Amr adalah Mu’rab, oleh karena itu beliau mengatakan bahwa Fi’il Amr adalah Majzum. Adapun kami memilih pendapat yang menyatakan bahwa hukum asal Fi’il adalah Mabni; Fi’il Madhi dan Fi’il Amr adalah Mabni. Sedangkan untuk Fi’il Mudhari’ maka dia keluar dari hukum asalnya, yaitu dia dihukumi Mu’rab, selama dia tidak bersambung dengan Nun Taukid dan NunNiswah.Catatan: Untuk mengetahui pembahasan Mabni atau al-Bina silahkan lihat pelajaran yang keenam!Demikianlah pembukaan dari bab Fi’il ini kami sampaikan. Pada pertemuan yang akan datang, kita akan mulai menerangkan satu persatu definisi tiga Fi’il tersebut beserta penjelasannya, in syaa Allah. Kami harap para penuntut ilmumulai konsentrasi dalam pembahasan kita, karena kita sudah mulai memasuki pembahasan inti dari pelajaran ilmu Nahwu. Kami ingatkan agar jangan lupa untuk terus mengulang-ulang pelajaran-pelajaran yang telah lalu dan apa-apa yang telah dihafal dari tanda-tanda I’rab suatu Isim dan Fi’il, karena pembahasan yang akan kita pelajari nanti selalu berkaitan dengan pelajaran-pelajaran yang telah lewat.Waffaqallahul jami' li kulli khoirin.✒Ditulis oleh Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 21 Jumadal Ula  1436/ 11 Maret 2015_di kota Ambon Manise.Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta aplikasi android Forum KIS di:www.pelajaranforumkis.comatauwww.pelajarankis.blogspot.com

Pelajaran nahwu bag 27

PELAJARAN NAHWU DARI KITAB AL AJURUMIYAH (Pelajaran Keduapuluh Tujuh)

MATAN :قال المؤلف رحمه الله:فَأَمَّا التَّثْنِيَّةُ فَتُرْفَعُ بِالْأَلِفِ، وَتُنْصَبُ وَتُخْفَضُبِالْيَاءِ.وَأَمَّا جَمْعُ الْمُذَّكَرِ السَّالِمُ فَيُرْفَعُ بِالْوَاوِ،وَيُنْصَبُ وَيُخْفَضُ بِالْيَاءِ. وَأَمَّا الْأَسْمَاءُ الْخَمْسَةُفَتُرْفَعُ بِالْوَاوِ، وَتُنْصَبُ بِالْأَلِفِ، وَتُخْفَضُ بِالْيَاءِ.وَأَمَّا الْأَفْعَالُ الْخَمْسَةُ فَتُرْفَعُ بِالنُّونِ، وَتُنْصَبُوَتُجْزَمُ بِحَذْفِهِ.Berkata penulis rahimahullah:1.AdapunTatsniyah, ia di Rafa' dengan Huruf Alif, di Nashab dan di Khafadh dengan Huruf Ya2.Adapun Jamak Mudzakkar Saalim, ia di Rafa' dengan Huruf Wawu, di Nashab dan di Khafadh dengan Ya3.Adapun Al-Asmaaul Khamsah, ia di Rafa' dengan Huruf Wawu, di Nashab dengan Huruf Alif dan di Khafadh dengan Huruf Ya4.Adapun Al-Af'aalul Khamsah, ia di Rafa' dengan Huruf Nun, di Nashab dan di Jazem dengan membuang Huruf Nun-nya.PENJELASAN:Perkataan penulis rahimahullah:"AdapunTatsniyah, ia di Rafa' dengan Huruf Alif, di Nashab dan di Khafadh dengan Huruf Ya"1.Tatsniyah atau Isim Mutsanna;a.Ia di Rafa' dengan Huruf Alif, contohnya;-جَاءَ الْمُسْلِمَانِ إِلَى الْمَسْجِدِ."Dua orang muslim itu telah datang ke masjid."Kalimat(الْمُسْلِمَانِ)adalah Isim Mutsanna, dalam Jumlah ini ia dalam keadaan Marfu' (di Rafa'), sedangkan tanda Rafa'nya adalah Huruf Alif (yang berada sebelum Huruf Nun).b.Ia di Nashab dengan Huruf Ya, contohnya;-رَأَيْتُ الْمُسْلِمَيْنِ فِيْ الْمَسْجِدِ."Aku melihat dua orang muslim itu beradadidalam masjid."Kalimat(الْمُسْلِمَيْنِ)adalah Isim Mutsanna, dalam Jumlah ini ia dalam keadaan Manshub (di Nashab), sedangkan tanda Nashabnya adalah Huruf Ya (yang berada sebelum Huruf Nun).c.Ia di Khafadh dengan Huruf Ya, contohnya ;-هَذَا الْبَيْتُ لِلْمُسْلِمَيْنِ."Rumah ini milik dua orang muslim itu."Kalimat(الْمُسْلِمَيْنِ)adalah Isim Mutsanna, dalam Jumlah ini ia dalam keadaan Makhfudh (di Khafadh), sedangkan tanda Khafadhnya adalah Huruf Ya (yang berada sebelum Huruf Nun).Perkataan penulis rahimahullah: "Adapun Jamak Mudzakkar Saalim, ia di Rafa' dengan Huruf Wawu, di Nashab dan di Khafadh dengan Ya "2.Jamak Mudzakkar Saalim,a.Ia di Rafa' dengan Huruf Wawu, contohnya;-جَاءَ الْمُسْلِمُوْنَ إِلَى الْمَسْجِدِ."Orang-orang muslim itu telah datang ke masjid."Kalimat(الْمُسْلِمُوْنَ)adalah Jamak Mudzakkar Saalim, dalam Jumlah ini ia dalam keadaan Marfu' (di Rafa'), sedangkan tanda Rafa'nya adalah Huruf Wawu (yang berada sebelum Huruf Nun).b.Ia di Nashab dengan Huruf Ya, contohnya;-رَأَيْتُ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ الْمَسْجِدِ."Aku melihat orang-orang muslim itu berada didalam masjid."Kalimat(الْمُسْلِمِيْنَ)adalah Jamak Mudzakkar Saalim, dalam Jumlah ini ia dalam keadaan Manshub (di Nashab), sedangkan tanda Nashabnya adalah Huruf Ya (yang berada sebelum Huruf Nun).c.Ia di Khafadh dengan Huruf Ya, contohnya;-هَذَا الْبَيْتُ لِلْمُسْلِمِيْنِ."Rumah ini milik orang-orang muslim itu."Kalimat(الْمُسْلِمِيْنَ)adalah Jamak Mudzakkar Saalim, dalam Jumlah ini ia dalam keadaan Makhfudh (di Khafadh), sedangkan tanda Khafadhnya adalah Huruf Ya (yang berada sebelum Huruf Nun).Telah kami jelaskan cara membedakan antara Isim Mutsanna dengan Jamak Mudzakkar Saalim ketika dalam keadaan Manshub atau Makhfudh pada pelajaran keenambelas, silahkan dilihat kembali!Perkataan penulis rahimahullah: "Adapun Al-Asmaaul Khamsah, ia di Rafa' dengan Huruf Wawu, di Nashab dengan Huruf Alif dan di Khafadh dengan Huruf Ya."3.Al-Asmaaul Khamsah,a.Ia di Rafa' dengan Huruf Wawu, contohnya ;-جَاءَ أَبُوْكَ إِلَى الْمَسْجِدِ."Ayahmu telah datang ke masjid."Kalimat(أَبُوْكَ)adalah termasuk dalam Al-Asmaaul Khamsah, dalam Jumlah ini iadalam keadaan Marfu' (di Rafa'), sedangkan tanda Rafa'nya adalah Huruf Wawu.b.Ia di Nashab dengan Huruf Alif, contohnya;-رَأَيْتُ أَبَاكَ فِيْ الْمَسْجِدِ."Aku melihat ayahmu berada didalam masjid."Kalimat(أَبَاكَ)adalah Al-Asmaaul Khamsah, dalam Jumlah ini ia dalam keadaan Manshub (di Nashab), sedangkan tanda Nashabnya adalah Huruf Alif.c.Ia di Khafadh dengan Huruf Ya, contohnya;-هَذَا الْبَيْتُ لِأَبِيْكَ."Rumah ini milik ayahmu."Kalimat(أَبِيْك)adalah Al-Asmaaul Khamsah, dalam Jumlah ini ia dalam keadaan Makhfudh (di Khafadh), sedangkan tanda Khafadhnya adalah Huruf Ya.Perkataan penulis rahimahullah: " AdapunAl-Af'aalul Khamsah, ia di Rafa' dengan Huruf Nun, di Nashab dan di Jazem dengan membuang Huruf Nun-nya."4.Al-Af'aalul Khamsah,a.Ia di Rafa' dengan Huruf Nun, contohnya;-الْمُسْلِمُوْنَ يَذْهَبُوْنَ إِلَى الْمَسْجِدِ."Orang-orang muslim itu telah pergi ke masjid."Kalimat(يَذْهَبُوْنَ)adalah termasuk dalam Al-Af'aalul Khamsah, dalam Jumlah ini ia dalam keadaan Marfu' (di Rafa'), sedangkan tanda Rafa'nya adalah Huruf Nun.b.Ia di Nashab dengan membuang Huruf Nun-nya, contohnya;-الْمُسْلِمُوْنَ لَنْ يَذْهَبُوْا إِلَى أَمْرِيْكَا."Orang-orang muslim itu tidak akan pergi ke Amerika."Kalimat(يَذْهَبُوْا)adalah termasuk dalam Al-Af'aalul Khamsah, dalam Jumlah ini ia dalam keadaan Manshub (di Nashab), sedangkan tanda Nashabnya adalah membuang Huruf Nun-nya.c.Ia di Jazem dengan membuang huruf Nun-nya, contohnya;-الْمُسْلِمُوْنَ لم يَذْهَبُوْا إِلَى الْمَسْجِدِ."Orang-orang muslim itu belum pergi ke masjid."Kalimat(يَذْهَبُوْا)adalah termasuk dalam Al-Af'aalul Khamsah, dalam Jumlah ini ia dalam keadaan Majzum (di Jazem), sedangkan tanda Jazemnya adalah membuang Huruf Nun-nya.Dengan ini usailah kita dari penjelasan alamat-alamat I'rab suatu Kalimat, baik dia Isim maupun Fi'il. Yang dituntut dari kita pada pelajaran-pelajaran yang telah berlalu adalah menghafal setiap alamat I'rab masing-masing Isim maupun Fi'il ketika di Rafa', di Nashab, di Khafadh/di Jar ataupun di Jazem.Adapun kita mengetahui kapan Isim atau Fi'il di Rafa', di Nashab, di Khafadh atau di Jazem, hal ini akan dijelaskan pada babnya tersendiri.Demikianlah pelajaran kita hari ini. Kita akan lanjutkan -in syaa Allah- pada pertemuan yang akan datang. Barakallahufikum.Waffaqallahul jami' li kulli khoirin.Ditulis oleh Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 21 Jumadal Ula  1436/ 11 Maret 2015_di kota Ambon Manise.

Pelajaran nahwu bag 26

BELAJAR ILMU NAHWU DARI KITAB AL-AJURUMIYAH (Pelajaran Ke Duapuluh Enam)

MATAN:قال الؤلف رحمه الله:“وَالَّذِي يُعْرَبُ بِالْحُرُوْفِ أَرْبَعَةُ أَنْوَاعٍ : التَّثْنِيَّةُ، وَجَمْعُ الْمُذَكَّرِ السَّالِمُ، وَالْأَسْمَاءُ الْخَمْسَةُ، وَالْأَفْعَالُ الْخَمْسَةُ، وَهِيَ: يَفْعَلَانِ، وَتَفْعَلَانِ، وَيَفْعَلُوْنَ، وَتَفْعَلُوْنَ، وَتَفْعَلِيْنَ.”“Berkata penulis rahimahullah:Dan (kelompok) yang di I’rab dengan Huruf ada 4 jenis;1.Tatsniyah,2.Jamak Mudzakkar Saalim,3.Al-Asmaaul Khamsah,4.Al-Af’aalul Khamsah, yaitu;يَفْعَلَانِ، وَتَفْعَلَانِ، وَيَفْعَلُوْنَ، وَتَفْعَلُوْنَ، وَتَفْعَلِيْنَ.Penjelasan :Setelah penulis rahimahullah menyebutkan jenis-jenis Kalimat yang di I’rab dengan Harakat, sekarang beliau akan menyebutkan jenis-jenis Kalimat yang di I’rab dengan Huruf.Kelompok kedua; kelompok yang di I’rab dengan Huruf ada empat jenis.1.Tatsniyah (dual).Yang dimaksud adalah Isim Mutsanna, yaitu kata benda yang berjumlah dua, baikMudzakkar (laki-laki) maupun Muannats (perempuan), dengan adanya penambahan huruf Alif dan Nun atau Ya dan Nun pada bentuk Mufradnya.Contoh:-قَلَمٌ + ان = قَلَمَانِ-قَلَمٌ + ين = قَلَمَيْنِ-مَكْتَبٌ + ان = مَكْتَبَانِ-مَكْتَبٌ + ين = مَكْتَبَيْنِ1.Jamak Mudzakkar Saalim (plural).Yaitu kata benda yang jumlahnya lebih dari dua, dengan adanya penambahan huruf Wawu dan Nun atau Ya dan Nun pada bentuk Mufradnya.Contoh:-مُهَنْدِسٌ + ون = مُهَنْدِسُوْنَ-مُهَنْدِسٌ + ين = مُهَنْدِسِيْنَ-مُسْلِمٌ + ون = مُسْلِمُوْنَ-مُسْلِمٌ + ين = مُسْلِمِيْنَ1.Al-Asmaaul Khamsah.Yaitu Isim yang lima;-أَبُوْكَ-أَخُوْكَ-حَمُوْكَ-فُوْكَ-ذُوْ مَالٍ1.Al-Af’aalul Khamsah (Fi’il-fi’il yang lima).Dia adalah Fi’il Mudhari’ yang bersambung padanya Dhamir Tatsniyah atau Dhamir Jamak atau Dhamir Ya Mukhathabah. Lima Fi’il Mudhari’ tersebutmengikuti Wazan (pola pembentukan) Fi’ilberikut ini:يَفْعَلاَنِ، وَتَفْعَلاَنِ، وَيَفْعَلُوْنَ، وَتَفْعَلُوْنَ، وَتَفْعَلِيْنَ.*.Contoh yang bersambung padanya Dhamir Tatsniyah, yaitu Huruh Alif;يَفْعَلَانِ – تَفْعَلَانِ*.Contoh yang bersambung padanya Dhamir Jamak; yaitu Huruf Wawu;يَفْعَلُوْنَ – تَفْعَلُوْنَ*.Contoh yang bersambung padanya Dhamir Ya Mukhathabah, yaitu Huruf Ya;تَفْعَلِيْنَEmpat jenis Kalimat diatas; Isim Mutsanna, Jamak Mudzakkar Saalim, Al-Asmaaul Khamsah dan Al-Af’aalul Khamsah, semuanya di I’rab dengan Huruf, bukan dengan Harakat. Adapun uraian selanjutnya tentang empat jenis Kalimat ini akan kami jelaskan satu persatu tanda I’rabnya pada pertemuan berikutnya, in syaa Allah.Demikianlah pelajaran kita hari ini. Kita akan lanjutkan -in syaa Allah- pada pertemuan yang akan datang. Barakallahufikum.Waffaqallahul jami’ li kulli khoirin.Ditulis oleh Abu ‘Ubaidah Iqbal bin Damiri al-Jawy, 17 Muharam 1436/ 10 November2014_di Daarul Hadits_Al-Fiyusy_Harasahallah.