Cari Blog Ini

Minggu, 25 Mei 2014

Belajar nahwu 13

BELAJAR ILMU NAHWU
DARI KITAB AL AJURUMIYAH
��Pelajaran Ketigabelas��
��ALAMAT NASHAB SUATU KALIMAT 
 ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ – ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ :
“ ﻭﻟِﻠﻨَّﺼﺐِ ﺧَﻤْﺲُ ﻋَﻼَﻣَﺎﺕٍ ﺍﻟْﻔَﺘْﺤَﺔُ، ﻭَﺍﻷَﻟِﻒُ،
ﻭَﺍﻟﻜَﺴْﺮَﺓُ، ﻭَﺍﻟﻴَﺎﺀُ، ﻭَﺣَﺬْﻑُ ﺍﻟﻨُّﻮﻥِ .”
 Berkata penulis_rahimahullah:
“Nashab, ia memiliki lima alamat: Fathah,
Huruf Alif, Kasrah, Huruf Ya dan
Hadzfun Nun (membuang Huruf Nun)”
PENJELASAN:
Ini adalah jenis kedua dari macam-macam
I’rab.
Nashab, ia memiliki lima alamat.
Dikedapankan Fathah disini karena dia
adalah alamat asli dari alamat Nashab,
sedangkan yang lainnya adalah cabangnya.
Kalian bisa menentukan bahwa suatu
kalimat itu manshub (dinashab) apabila
kalian mendapatkan salah satu dari lima
alamat ini pada akhir kalimat tersebut.
~~**~~
 ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ – ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ :
“ ﻓَﺄَﻣَّﺎ ﺍﻟﻔَﺘْﺤَﺔُ ﻓَﺘَﻜُﻮﻥُ ﻋَﻼَﻣَﺔ ﻟِﻠﻨَّﺼْﺐِ ﻓﻲ ﺛَﻼُﺛَﺔِ
:َﻊِﺿﺍَﻮَﻣ ﻓِﻲ ﺍﻻِﺳْﻢِ ﺍﻟْﻤُﻔْﺮَﺩِ، ﻭَﺟَﻤْﻊِ ﺍﻟﺘَّﻜْﺴِﻴﺮِ
ﻭَﺍﻟْﻔِﻌْﻞِ ﺍﻟْﻤُﻀَﺎﺭِﻉِ ﺇِﺫَﺍ ﺩَﺧَﻞَ ﻋِﻠَﻴْﻪِ ﻧَﺎﺻِﺐٌ، ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﺘَّﺼِﻞُ
ﺑِﺂﺧِﺮِﻩِ ﺷَﻲْﺀٌ “
 Berkata penulis_rahimahullah:
“Adapun Fathah menjadi alamat bagi
Nashab ada pada tiga tempat; pada Isim
Mufrad, Jamak Taksir dan Fi’il Mudhari’
yang masuk padanya ‘Aamil yang
menashabkan dan (Fi’il Mudhari’
tersebut) tidak bersambung di akhirnya
sesuatupun.”
PENJELASAN:
Alamat pertama dari alamat-alamat
Nashab adalah Fathah.
Fathah menjadi tanda bahwa kalimat itu
Manshub (dinashab) ada pada tiga
tempat;
. Pada Isim Mufrad (kata benda
tunggal).
Definisi Isim Mufrad telah lewat
penyebutannya pada bab alamat-alamat
Rafa’.
��Contoh Isim Mufrad yang Manshub:
- ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺧَﺎﻟِﺪًﺍ .
“Saya melihat Khalid.”
- ﺿَﺮَﺏَ ﺣَﺎﻣِﺪٌ ﺣَﺠَﺮًﺍ .
“Hamid memukul batu.”
- ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﻣِﺬْﻳَﺎﻋًﺎ .
“Saya mendengar radio.”
- ﺃَﺧَﺬَﺕْ ﻓَﺎﻃِﻤَﺔُ ﻣِﻤْﺴَﺤَﺔً .
“Fathimah mengambil penghapus.”
�� Perhatikan empat contoh diatas!
kalian dapatkan pada kalimat ( ﺧَﺎﻟِﺪًﺍ ‏),
‏(ﺣَﺠَﺮًﺍ ‏), ‏( ﻣِﺬْﻳَﺎﻋًﺎ ), dan (ًﺔَﺤَﺴْﻤِﻣ) semuanya
dinashab dengan Fathah, karena semuanya
Isim Mufrad. Tanda Fathah pada empat
kalimat diatas semuanya zhahirah
(tampak). Adapun apabila Isim Mufrad
tersebut berbentuk Isim Maqshur, yaitu
Isim yang huruf akhirnya Alif Maqshurah
(Alif bengkok), maka tanda Fathah pada
Isim tersebut Muqaddarah (tidak
tampak), contohnya:
- ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺍﻟْﻔَﺘَﻰ .
“Aku melihat anak muda itu.”
- ﻟَﻘِﻴَﺖْ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔُ ﻟَﻴْﻠَﻰ .
“‘Aisyah berjumpa (dengan) Laila.”
�� Perhatikan dua contoh diatas! Kalian
dapatkan pada kalimat (ﻰَﺘَﻔْﻟﺍ) dan
(ﻰَﻠْﻴَﻟ) semuanya dinashab dengan Fathah,
hanya saja dia tidak tampak pada huruf
akhirnya, itu disebabkan karena dia Isim
Mufrad yang huruf akhirnya Alif
Maqshurah (Alif bengkok).
. Pada Jamak Taksir.
Definisi Jamak Taksir telah lewat
penyebutannya pula pada bab alamat-
alamat Rafa’.
��Contoh Jamak Taksir yang Manshub:
- ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺍﻟﻄُّﻠَّﺎﺏَ .
“Aku melihat para pelajar.”
- ﺿَﺮَﺏَ ﺍﻟْﺄَﻭْﻟَﺎﺩُ ﺍﻟْﻜِﻠَﺎﺏَ .
“Anak-anak itu memukul anjing-anjing.”
- ﺃَﺧَﺬَﺕْ ﺧَﺪِﻳْﺠَﺔُ ﺍﻟْﻤَﻠَﺎﺑِﺲَ .
“Khadijah mengambil pakaian-pakaian.”
- ﺭَﻣَﻴْﺖُ ﺃَﺣْﺠَﺎﺭًﺍ .
“Aku melempar batu-batu.”
�� Perhatikan empat contoh diatas!
kalian dapatkan pada kalimat ( ﺍﻟﻄُّﻠَّﺎﺏَ ‏),
‏( ﺍﻟْﻜِﻠَﺎﺏَ‏), ‏( ﺍﻟْﻤَﻠَﺎﺑِﺲَ ), dan (ﺍًﺭﺎَﺠْﺣَﺃ) semuanya
dinashab dengan Fathah, karena semuanya
Jamak Taksir. Tanda Fathah pada empat
kalimat diatas semuanya zhahirah
(tampak). Adapun apabila Jamak Taksir
tersebut berbentuk Isim Maqshur, yaitu
Isim yang huruf akhirnya Alif Maqshurah
(Alif bengkok), maka tanda Fathah pada
Isim tersebut Muqaddarah (tidak
tampak) seperti pada Isim Mufrad,
contohnya:
- ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺳُﻜَﺎﺭَﻯ .
“Aku melihat para pemabuk.”
- ﻟَﻘِﻴَﺖْ ﺯَﻳْﻨَﺐُ ﺍﻟْﺄَﻳَﺎﻣَﻰ .
“Zainab berjumpa (dengan) para janda.”
�� Perhatikan dua contoh diatas! Kalian
dapatkan pada kalimat (ﻯَﺭﺎَﻜُﺳ) dan
(ﻰَﻣﺎَﻳَﺄْﻟﺍ) semuanya dinashab dengan
Fathah, hanya saja dia tidak tampak
pada huruf akhirnya, itu disebabkan
karena dia Jamak Taksir yang huruf
akhirnya Alif Maqshurah (Alif bengkok).
. Fi’il Mudhari’ yang masuk padanya
‘Aamil yang menashabkan dan tidak
bersambung di akhirnya sesuatupun.
Maksud dari “tidak bersambung di
akhirnya sesuatupun” adalah dia bukan
termasuk dalam Al Af’al Al Khamsah –
telah lewat definisinya – dan tidak pula
bersambung dengan Nun taukid dan juga
Nun Niswah.”
��Contoh Fi’il Mudhari’ yang Manshub:
- ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﻟَﻦْ ﻳَﺬْﻫَﺐَ .
“Muhamad tidak akan pergi.”
- ﺃُﺭِﻳْﺪُ ﺃَﻥْ ﺃَﺟْﻠِﺲَ .
“Saya ingin duduk.”
- ﺍﻟْﻜَﺴْﻠَﺎﻥُ ﻟَﻦْ ﻳَﻨْﺠَﺢَ .
“Orang yang malas tidak akan berhasil.”
�� Perhatikan tiga contoh diatas! kalian
dapatkan pada kalimat ( ﻳَﺬْﻫَﺐَ‏) , ‏(ﺃَﺟْﻠِﺲَ ),
dan (َﺢَﺠْﻨَﻳ) semuanya dinashab dengan
Fathah, karena semuanya Fi’il Mudhari’
yang masuk padanya ‘Aamil yang
menashabkan dan tidak bersambung di
akhirnya sesuatupun. Tanda Fathah pada
tiga kalimat diatas semuanya zhahirah
(tampak). Adapun apabila Fi’il Mudhari’
tersebut berbentuk Fi’il Maqshur, yaitu
Fi’il yang huruf akhirnya Alif bengkok,
maka tanda Fathah pada Fi’il Mudhari’
tersebut Muqaddarah (tidak tampak),
contohnya:
- ﺃُﺭِﻳْﺪُ ﺃَﻥْ ﺗَﺴْﻌَﻰ .
“Saya ingin kamu berusaha.”
- ﺃَﺑُﻮْﻙَ ﻟَﻦْ ﻳَﺮْﺿَﻰ .
“Ayahmu tidak akan ridha.”
�� Perhatikan dua contoh diatas! Kalian
dapatkan pada kalimat (ﻰَﻌْﺴَﺗ) dan
(ﻰَﺿْﺮَﻳ) semuanya dinashab dengan
Fathah, hanya saja dia tidak tampak
pada huruf akhirnya, itu disebabkan
karena dia Fi’il Mudhari’ yang huruf
akhirnya Alif Maqshurah (Alif bengkok).
 PERHATIAN:
Semua harakat, baik Dhammah, Fathah
atau Kasrah pada Isim atau Fi’il yang
huruf akhirnya Alif Maqshurah, maka
harakatnya Muqaddarah (tidak tampak).
 ISTILAH DAN KOSAKATA BARU:
��a. Hadzfun Nun: membuang Huruf Nun.
��b. Manshub: dinashab.
��c. Fi’il Mudhari’: kata kerja kini atau
nanti.
��d. Alif Maqshurah: Alif bengkok.
��e. Naashib: ‘Aamil yang menashabkan.
Akan datang pembahasannya pada
babnya.
��f. Nun Taukid: Nun Penegasan, yaitu
huruf Nun Tasydid atau sukun yang
melekat dibelakang Fi’il Mudhari’ dan
berfungsi untuk menegaskan atau
memperkuat maknanya. Insya Allah akan
dijelaskan di lain kesempatan.
��g. Nun Niswah: Dhamir (kata ganti)
perempuan jamak. Akan datang
pembahasannya pada babnya.
 Istilah-istilah diatas terkadang akan
terulang kembali, sehingga kita harus bisa
menghafal makna istilah-istilah tersebut.
Jadi, apa yang dituntut dari kita pada
pelajaran hari ini?
��Kita dituntut oleh penulis kitab ini
untuk menghafal dan mengenal alamat-
alamat I’rab, yaitu apakah alamat I’rab
suatu kalimat ketika dinashab?!
Adapun kita mengetahui kapan kalimat itu
Manshub (dinashab) maka hal ini akan
dibahas pada babnya tersendiri.
Yang terpenting bagi kita sementara ini
adalah mengenal tanda-tanda I’rabnya
terlebih dahulu dan jangan kalian
terpusingkan dengan sesuatu yang belum
datang penjelasannya!
Demikianlah pelajaran kita hari ini. Kita
akan lanjutkan alamat kedua dari alamat
Nashab pada pertemuan yang akan
datang insya Allah.
Wallahu a’lam bish shawab.
[✏ ditulis oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin
Damiri Al Jawy, 28 Jumadats Tsaniyah
1435/ 28 April 2014_di Daarul Hadits_Al
Fiyusy_Harasahallah ��].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar