Cari Blog Ini

Minggu, 25 Mei 2014

Pelajaran ilmu nahwu bag 1


”PELAJARAN NAHWU DARI KITAB AL
AJURUMIYAH”
��(PELAJARAN PERTAMA)��
�� DEFINISI KALIMAT
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ – ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ :
:ُﻡﻼﻜﻟﺍ ﻫﻮ ﺍﻟﻠﻔﻆُ ﺍﻟﻤُﺮَﻛَّﺐُ ﺍﻟﻤُﻔﻴﺪُ ﺑﺎﻟﻮَﺿْﻊ .
Penulis – semoga Allah merahmatinya –
berkata:
“Kalam adalah suatu susunan lafazh yang
diletakan (oleh orang arab) yang dapat
memberikan faedah (yaitu dapat
dipahami).”
 Penjelasan:
Penulis memulai kitabnya dengan
mendefinisikan kalam (kalam dalam bahasa
Indonesia artinya kalimat), karena tujuan
dari ilmu nahwu adalah agar kalimat yang
kita ucapkan menjadi benar.
��Definisi kalam adalah: Suatu susunan
lafazh yang diletakan oleh orang arab
yang dapat memberikan faedah (yaitu
dapat dipahami).
Pada susunan kalimat bahasa arab harus
terkumpul padanya empat perkara:
��Lafazh, yaitu suara yang terkandung
padanya sebagian huruf-huruf hijaiyah.
Adapun tulisan atau isyarat, tidaklah
dikatagorikan kalam menurut ahli ilmu
nahwu.
��Murakkab, yaitu tersusun dari dua kata
atau lebih. Jika hanya satu kata saja
maka tidak disebut kalam.
��Mufid, yaitu ketika diucapkan maka
orang yang mendengarnya dapat
memahami perkataannya.
��Bil wadh’i, yaitu kata-kata yang
diucapkan adalah bahasa arab.
Contoh:
Susunan kalam dalam bahasa arab
terkadang tersusun dari:
��Ism dan ism, contonya:
ﻣُﺤَﻤَّﺪٌ ﻣُﻬَﻨْﺪِﺱٌ
“Muhamad seorang insinyur.”
��Ism dan fi’il atau fi’il dan ism,
contonya:
ﻋُﻤَﺮُ ﻳَﻨَﺎﻡُ
“Umar sedang tidur.”
ﻛَﺘَﺐَ ﺣَﺎﻣِﺪٌ ﺍﻟﺪَّﺭْﺱَ
“Hamid telah menulis pelajaran.”
Ism, fi’il dan huruh, contonya:
ﺯَﻳْﺪٌ ﺫَﻫَﺐَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﻤَﺪْﺭَﺳَﺔِ
Zaid pergi ke sekolah.
�� Perhatian:
Dalam pelajaran kita ini, kita harus
perhatikan istilah-istilah yang dipakai
dalam ilmu nahwu, sehingga tidak
tercampur dengan istilah yang terdapat
dalam bahasa kita yaitu bahasa
Indonesia, seperti istilah;
“kalam” maka yang dimaksud dalam bahasa
Indonesia adalah kalimat.
“kalimat” maka yang yang dimaksud dalam
bahasa Indonesia adalah kata.
�� MACAM_MACAM KALIMAT
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ – ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ :
ﻭﺃﻗﺴﺎﻣُﻪ :ﺔﺛﻼﺛ ﺍِﺳﻢٌ، ﻭﻓﻌﻞٌ، ﻭﺣَﺮﻑٌ .ﻟﻤَﻌﻨﻰ
ﺟﺎﺀَ
Penulis – semoga Allah merahmatinya –
berkata:
“Macamnya ada tiga; Ism (kata benda,
mencakup benda hidup dan benda mati),
Fi’il (kata kerja) dan Huruf yang untuk
suatu makna.”
 Penjelasan:
Disini penulis menjelaskan bahwa kalimat-
kalimat yang diucapkan orang arab
tidaklah keluar susunannya dari tiga hal
ini; Ism, fi’il, dan huruf.
Sebagaimana yang telah kita contohkan
sebelumnya.
ﺫَﻫَﺐَ ﺯَﻳْﺪٌ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﻤَﺪْﺭَﺳَﺔِ
Lafazh (َﺐَﻫَﺫ) ini adalah fi’il (kata
kerja), lafazh (ٌﺪْﻳَﺯ) adalah Ism (kata
benda yaitu benda hidup), lafazh (ﻰَﻟِﺇ)
adalah huruf (dalam istilah bahsa arab),
dan lafazh (ِﺔَﺳَﺭْﺪَﻤْﻟﺍ) adalah ism (kata
benda yaitu benda mati).
��Definisi dari tiga hal diatas:
��Ism adalah suatu kata yang menunjukan
suatu makna pada dirinya dan dia tidak
terikat dengan waktu.
Contoh: lafazh zaid (ٌﺪْﻳَﺯ), madrasah
(ٌﺔَﺳَﺭْﺪَﻣ), muhandisun (ٌﺱِﺪْﻨَﻬُﻣ).
��Fi’il adalah kata yang menunjukan suatu
makna pada dirinya, namun dia terikat
dengan waktu, yaitu terkadang bermakna
lampau dan terkadang bermakna “sedang”
atau “akan”.
Contohnya: lafazh sudah makan (َﻞَﻛَﺃ),
sedang makan (ُﻞُﻛْﺄَﻳ), telah pergi (َﺐَﻫَﺫ),
sedang pergi (ُﺐَﻫْﺬَﻳ).
��Huruf adalah suatu kata yang akan
tampak sempurna maknanya apabila
disambung atau digabungkan dengan kata
benda atau kata kerja.
Seperti huruf (ﻰَﻟِﺇ) artinya “ke” dan
huruf (ْﻢَﻟ) artinya “belum”, tidaklah
tampak sempurna maknanya sampai dia
disambung atau digabungkan dengan kata
yang lainnya, baik itu kata benda atau
kata kerja.
Contohnya:
ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ
“ke masjid”
ﻟَﻢْ ﻳَﺮْﺟِﻊْ
“belum pulang”
�� Peringatan:
Perkataan penulis:
“ ﻭﺣَﺮﻑٌ ﺟﺎﺀَ ﻟﻤَﻌﻨﻰ ”
“dan huruf yang datang untuk suatu
makna”
Kalimat ini mengeluarkan huruf-huruf yang
tidak memiliki makna pada dirinya, seperti
huruf-huruf hijaiyah. Huruf-huruf
hijaiyah tidak masuk dalam pembahasan
kita.
��Contoh-contoh:
Ism: ( ﺧَﺎﻟِﺪٌ‏), ‏( ﺣِﺼَﺎﻥٌ‏) , ‏(ﺷَﺠَﺮَﺓٌ‏) , ‏(ﺃَﺭْﺽٌ ‏),
‏( ) ﻛِﺘَﺎﺏٌ
Fi’il: ( ﺭَﺟَﻊَ‏), ‏( ﻳَﺮْﺟِﻊُ ‏), ‏(ﻗَﺮَﺃَ ‏), ‏( ﻳَﻘْﺮَﺃُ‏) , ‏(ﻓَﺘَﺢَ ‏).
‏( ﻳَﻔْﺘَﺢُ )
Huruf: ( ﻣِﻦْ‏) , ‏(ﻫَﻞْ ‏), ‏(ﻗَﺪْ ‏), ‏( ﻟَﺎ‏), ‏( ﻓِﻲ ).
✏ Bagaimana kita membedakan bahwa ini
“ism” (kata benda) dan ini “fi’il” (kata
kerja)?
Semua ini akan datang penjelasannya
pada pelajaran-pelajaran berikutnya.
 Demikianlah pelajaran kita yang
pertama. Dan insya Allah kita akan
lanjutkan pada pertemuan berikutnya.
Wallahu a’lam bish shawab.
✏ [ditulis oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin
Damiri Al Jawy_30 muharrom 1435/ Des 3
2013_di darul Hadits Al Fiyusy_
Harasahallah]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar